19 April 2007

Revolusi dan Anarki yang Tidak Pernah Diajarkan di Sekolah

Siapa bilang revolusi itu tidak akan pernah ada? Kita semua sedang melakukannya. Revolusi adalah perubahan yang terjadi dengan sangat cepat. Sehingga kadangkala kita tidak menyadari keberlangsungannya. Sama seperti kita yang terkadang tidak menyadari bahwa hingga pada detik ini jantung kita masih berdetak dan memompakan darah ke seluruh pembuluh di dalam tubuh kita dengan kecepatan yang kita sendiri tidak pernah bayangkan. Sama seperti kita yang terkadang tidak menyadari bahwa kita sedang berdiri di atas sebuah planet yang masih terus berrotasi hingga detik ini. Sama seperti kita yang tidak pernah bertanya untuk apa mata kita berkedip. Sama seperti kita yang mungkin belum tahu bahwa di dunia ini ada 5 manusia yang terlahir dalam satu detik, sementara 2 lainnya menghembuskan nafas untuk yang terakhir kali.

Revolusi yang berhasil adalah revolusi yang anarkis; revolusi yang tidak pernah membutuhkan komando untuk menggerakan semua hal ke dalam satu misi. Ia hanya membutuhkan kesadaran penuh akan andil yang dipunyai oleh seluruh substansi di dalam sistim yang sedang bergerak maju. Tanpa ada sesuatu pun yang diam, setiap hal berkontribusi untuk perubahan yang nyata. Dan sementara ia dianggap suatu kondisi yang kacau takterkendali, anarki justru adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat terelakkan. Seperti batu besar yang menghantam bumi pada suatu ketika dan menewaskan mahluk-mahluk raksasa, yang pada jutaan tahun berikutnya diberi nama “dinosaurus” oleh mahluk-mahluk berakal yang tidak akan pernah ada tanpa didahului oleh kejadian mengenaskan itu. Seperti tsunami yang menewaskan jiwa-jiwa di Aceh, Yogyakarta, dan Pangandaran; karena bumi bergerak untuk memperbaiki dirinya sendiri akibat ulah tangan manusia yang mengganggu keseimbangannya. Seperti kau yang tidak peduli lagi akan amarah bossmu karena pekerjaan belum selesai pada waktu yang telah ditentukan, dan kau memutuskan untuk tidur di kantor karena memang mengantuk akibat telah begadang semalam suntuk demi menyelesaikan pekerjaan itu. Seperti aku yang kentut di tengah-tengah jamuan makan malam antar direksi yang sangat formil.

Tahukah kamu kalau ada keseimbangan yang terganggu apabila kau tidak mengembalikan apa yang sudah kau ambil dalam jumlah yang sama, apabila kau tidak mengeluarkan apa yang sudah kau masukkan dalam ukuran yang setara? Tahukah kamu kalau anarki telah terjadi pada setiap milidetik di atas planet ini di saat ada keseimbangan yang terusik, bahkan di dalam tubuhmu sendiri? Dan tahukah kau bahwa tidur di saat jam kerja dan kentut di sebuah jamuan makan malam yang formil adalah sesuatu yang sama anarkisnya dengan perjuangan para Zapatista di Chiapas atau para insurgen di Papua yang menuntut kembali hak mereka?

Suatu hari nanti, ketika setiap orang sudah menyadari bahwa ia memang bagian dari sebuah revolusi yang terjadi secara berkesinambungan, ketika setiap individu menyadari bahwa ia mempunyai andil yang sama di dalam alam semesta; saat itu tidak akan ada lagi penguasa yang perlu dijatuhkan. Tidak akan ada lagi pemimpin yang dibutuhkan. Yang perlu dilawan adalah sifat-sifat yang membuat substansi-substansi di dalamnya jauh dari kesadaran akan eksistensinya sebagai bagian dari satu sistim yang tanpa sekat. Dan yang perlu memimpin diri kita adalah diri kita sendiri dengan kesadaran akan tanggungjawab dan potensi yang kita sadari sama-sama kita punya.

Suatu hari nanti revolusi bukan lagi sebuah pisau berujung meruncing, yang berusaha ditusukkan pada apapun yang dibenci oleh sipemegang pisau. Ia akan kembali pada wujud utuh sebuah kesadaran universal yang satu dari seluruh elemen yang saling beraksi-reaksi. Dan seperti bumi yang sedang menyeimbangkan diri dengan cara yang kita sebut sebagai “bencana”, kesadaran universal pun sedang menuju ke arah keseimbangan dengan cara-caranya yang kontradiktif. Saat itu tidak ada lagi polarisasi nilai. Yang ada hanyalah null. Tidak adanya kepemilikan berarti telah menjadikan seluruh alam raya ini adalah milik kita semua. Tidak adanya positif dan negatif telah mengembalikan semua sistim dan hukum ke dalam satu sistim dan satu hukum alam semesta yang hanya eksis untuk satu kepentingan: Kosmos. Keteraturan.

Maka dia yang menganggap revolusi adalah sesuatu yang tidak akan pernah ada, berarti dia telah menafikkan takdirnya sebagai bagian dari alam semesta yang terus bergerak. Dia yang menganggap revolusi adalah sebuah lelucon, berarti telah melupakan betapa lebih lucunya badut-badut Ronald Mc Donald yang bisa membuat orang-orang di 62 negara percaya bahwa makanan sampah (junkfood) adalah makanan yang berkelas, atau Mc Morran yang telah membuat berhektar-hektar tanah di papua kehilangan fertilitasnya akibat merkuri.

Dan mereka yang menganggap bahwa revolusi adalah sebuah angan-angan akan masa depan, sesungguhnya mereka tidak akan pernah kemana-mana. Karena revolusi yang mereka tunggu sebenarnya tengah berlangsung, bahkan di dalam diri mereka sendiri. Mereka yang menanti datangnya revolusi sesungguhnya telah menghabiskan waktu yang bisa mereka pergunakan untuk memahami fungsi diri mereka sendiri di dalam keteraturan (Kosmos) dan kontribusi apa yang bisa mereka berikan pada keberlangsungannya.

Sekarang kalau revolusi dan anarki tidak pernah diajarkan di mana-mana–baik itu saat kita masih duduk di bangku sekolah ataupun kuliah–jawabannya hanya satu: kita terlalu takut untuk kehilangan kemapanan yang kita rasa telah punyai. Padahal, apakah kau bisa menyebutkan satu saja hal yang sifatnya statis di alam semesta ini?

Maka apa yang lebih kontra-revolusioner dan tiran daripada apa yang sudah kita perbuat terhadap diri kita sendiri?
__________

Catatan:

1. Tulisan ini pernah di-publish di blog saya terdahulu yang telah hilang disapu 'keniscayaan sistem'.
2. Tulisan ini juga pernah ikut di-republish oleh beberapa kawan di scrapman.wordpress.com dan harisx.wordpress.com; terimakasih kawan-kawan

4 tanggapan:

Omith mengatakan...

aNJRIT..
bener2 gw ngeri bacanya..
filsafat and kadang ga semua ornag tau ato mengerti ..

*plok plok* lo hebats

Lelaki Senja mengatakan...

tok..tok..cer

Anonim mengatakan...

karena isitilah anarki udah disetankan oleh media, maka orang jadi terlalu takut sama istilah itu.

makna mulia anarki jadi geser jauh banget.

bring back anarchy to its roots!

Unknown mengatakan...

anarki anarki anarki anarki.....
selamat datang, dinegara korup, suram penuh masalah, dan (derita)
petinggi rakus, rakyat dibodohi, aparat dan birokrasi (bencana)
bak buk bak buk, gerak revolusi, tak gentar angkat senjata (menyerang)
satu bumi, bendera anarki, goyahkan dobrak istana (merdeka)
lawan, hancurkan, lawan!
pesta rakyat, berkedok janji palsu, penguasa media (tertawa)
kemiskinan karena kau dimiskinkan, sebuah sistem pembodohan (penjara)
bangkit bangkit, bangkit menyerang, lawan bentuk penindasan (berjuang)
tak peduli, kokoh tembok tirani, robohkan congkak istana (merdeka)
lawan, hancurkan, lawan!

anarki... anarki... anarki...
Kami bukan kekerasan, bukan bom waktu, Bukan budak kapitalis hirarki bertirani, Kami cinta dan indah harmoni samarata, Kami satu anarki

rapatkan barisan, satukan suara penuh dendam
entah sampai kapan, tak lelah berhenti melawan!
berdiri menantang, atau hanya duduk karena kau nyaman
ini demokrasi, berbunga seindah anarki...

sebuah lagu yang saya tulis setelah membaca dan menelaah setiap inchitulisan ini serta memperdalam arti anarki dan sejarahnya. suatu saat ketika demokrasi disini berevolusi menjadi anarki adalah saat dimana rakyat benar-benar menang dengan sadar dan percaya akan kesetaraan dalam harmoni.

dear penulis, saya ingin mengirimkan lagu yang saya tulis dan telah kami rekam dalam formasi Rebellion Rose berjudul Partai Anarki. sebelum dishare kepublik saya mohon kritik dan sarannya, bisa saya kirim ke alamat email anda? karena saya tidak mendapat alamat email diblog ini, atau tolong kontak saya di fyan_sinner@rocketmail.com saya akan kirim.. terimakasih... god bless u

*ditunggu dengan hangat